Memaknai Kartini

Kartini dan emansipasi, dua kata ini mungkin jadi trending topic di berbagai media sosial tanggal 21 April ini. Banyak foto-foto wanita berkebaya diupload di Instagram, Path, Twitter maupun Facebook. Sampai anak kecil pun juga ikut-ikutan berkebaya dengan polesan make up di wajah polos mereka.

Tidak hanya ramai dengan yang merayakan Kartini dengan berbagai kerempongannya, beberapa post  di Facebook menuliskan tentang konspirasi RA Kartini vs Cut Nyak Dien.  Hmmmm, dua orang wanita yang sepertinya berjuang untuk dengan cara berbeda. Yang satunya dengan ide dan tulisan, sedangkan yang satunya dengan keberanian dan perang.

Terlepas dan pro kontra tentang Hari Kartini, izinkanlah saya menulis tentang beberapa pelajaran yang saya ambil dari Kartini tentang emansipasi dan wanita.

Emansipasi

Kesetaraan pria dan wanita, terutama dalam hal pendidikan. Kenapa sih wanita harus terdidik? Karena seorang Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Itu jawaban pertama. Pekerjaan? Buat wanita itu adalah bonus.

Kalau di zaman dulu pria yang berkuasa terhadap wanita dan  ada yang bersikap semena-mena, zaman sekarang malah ada yang kebalikannya. Wanita yang berkuasa dan semena-mena, mungkin mereka belum benar-benar memahami emansipasi.

Berbicara tentang emansipasi, wanita itu memang punya sifat mandiri. Tidak semua harus minta bantuan dan bergantung kepada pria. Kuliah di jurusan yang 70% wanita, membuatku sering melakukan berbagai pekerjaan yang dikerjakan pria (karena prianya sedikit, jadinya kadang angkat-angkat kardus air mineral sendiri).

Lagipula, terlalu bergantung dengan pria bikin susah move on lho.. #eeeehhhh #bukancurhatlho

Keberanian Mengungkapkan Pendapat

Lewat surat-suratnya , Kartini menunjukkan bahwa kita terutama wanita harus berani mengungkapkan pendapat. Tentu saja dengan sopan dan beradab. Kalau dulu beliau lewat tulisan, sekarang mungkin sosial media sudah bisa menjadi tempat mengungkapkan pendapat.

Dengan keberanian beliau mengungkapkan pendapat, beliau berhasil menjadi salah satu pelopor pendidikan bagi wanita Indonesia. Kalau kita berani mengungkapkan ide dan pendapat yang bermanfaat bagi banyak orang, siapa tahu nanti kita bisa menjadi salah satu yang ikut mengubah bangsa ini menjadi lebih baik. Yang pasti pendapat itu disampaikan dengan cara yang baik dan sopan..

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s