Akhirnya Kartu Keramat Ini Ada di Dompet

Sejak mulai belajar tentang financial planning beberapa tahun terakhir, banyak baca artikel ataupun buku tentang bahaya kartu kredit kalau tidak digunakan dengan baik dan benar. Sejak itu pula agak anti sama sales kartu kredit yang biasanya bertebaran di ATM atau di mall.

Secara finansial, dengan kondisi masih single, Alhamdulillah cashflow-ku masih lancar. Belum ada tanggungan, belum ada utang dan Alhamdulillah sudah ada tabungan, meskipun belum seberapa. (Ini kayaknya kode keras ya Nes :p). Dengan kondisi ini kayaknya belum butuh-butuh amat dengan kartu kredit.

Sekeras-kerasnya es batu lama-kelamaan pasti meleleh juga. Begitu juga kekukuhanku untuk ga apply kartu kredit. Aku yang seneng jalan-jalan, tergoda dengan salah satu aplikasi booking hotel yang punya fitur booking hotel dengan diskon yang cukup murah. Tapi ternyata, aplikasi ini hanya menerima pembayaran via kartu kredit.
Setelah maju mundur, mau apply atau enggak, akhirnya pas di salah satu mall ngehits di Surabaya, aku mendatangi counter aplikasi kartu kredit salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Aku mengisi formulir aplikasi kartu kredit. Agak ragu juga sih pas ngisi alamat, soalnya kan bukan warga asli Surabaya, masih ngekos dan tidak punya keluarga dekat di Surabaya (kecuali Adek yang sama-sama ngekos juga). Takut sih ga diapprove gara-gara masalah domisili ini. Petugas counter kartu kredit pun meminta slip gaji sebagai bukti kalau punya pendapatan yang sesuai dengan di formulir aplikasi. Petugas pun memberikan info asalkan cashflow di rekening bank swasta tersebut cukup lancar setiap bulannya, dan ada saldo yang cukup besar di dalamnya, kemungkinan untuk diapprove juga besar. Kebetulan aku memang memilih kartu kredit yang sama dengan rekening tabungan yang aku punya. Alasannya sederhana sih, biar ga ribet bayarnya. Dan sampai sekarang, slip gaji pun belum aku serahkan. :p

images

Sekitar dua minggu kemudian, ada petugas dari bank yang telepon melalui kantor untuk memastikan isi formulir. Mulai ditanya-tanya deh mulai dari lama bekerja, sampai berapa jumlah karyawan dalam satu kantor. Setelah survei ke aku, rupanya petugas bank juga sempat menelepon adekku yang aku tulis sebagai referensi di aplikasi. (Maaf ya dek).

Lebih dari dua minggu setelah survei melalui telepon, ada petugas survei bank yang datang ke kantor, sekali lagi untuk memverifikasi data di formulir aplikasi, mulai dari lokasi kantor sampai status karyawan. Sekitar satu dua minggu belum ada kabar lagi dari pihak bank. Padahal, teman sekantorku yang sama-sama apply kartu kredit di bank yang sama, yang waktu apply-nya tidak berbeda jauh, sudah mendapatkan kartu kreditnya. Mungkin karena aku masih tinggal di kos-kosan, jadinya ga diapprove, itu yang aku pikirkan.

Setelah sedikit menyerah, anggap saja ini sekedar pengalaman pertama. Toh sebenarnya aku juga belum butuh-butuh amat. Tiba-tiba ada sms dari bank yang menginfokan kalau kartu kreditku DITERIMA. Beberapa hari setelah sms itu masuk, akhirnya kartu keramat itu ada di tangan juga. Dan, transaksi pertama yang aku lakukan adalah BELI DOMAIN BUAT BLOG INI. Kartu yang amat keramat ini bisa jadi teman dan bisa juga jadi musuh kalau tidak bisa digunakan dengan bijak. Dan memiliki kartu keramat ini bukan berarti bisa beli semua barang yang dimaui. Kalau ada uang, kenapa harus beli dengan sistem utang. Kecuali memang sistem pembayaran hanya bisa dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Dan juga ketika ada diskon atau promo yang menarik yang hanya bisa didapatkan dengan membayar menggunakan kartu kredit. Dan satu hal yang selalu diingat, bayar tagihan tepat waktu dan usahakan lunas, jadi ga nambah bunganya. Tahu kan perhitungan bunga kartu kredit itu sebenarnya mencekik bangeetttt..

5 responses to “Akhirnya Kartu Keramat Ini Ada di Dompet”

  1. wah keren nih blog nya. keep nulis yah, walau saya termasuk orang yang malas nulis,

    back visit dong afrizalr.blogspot.com

    1. Baru mulai belajar lagi ni Mas Icank… Terima kasih sudah berkunjung

  2. salah satu saran temanku, pengguna cc, belilah barang setelah tanggal gajian

    1. Kapanpun beli barangnya sih, yg penting uangnya jelas2 ada..
      Kalau terpaksa ngutang ke CC, setidaknya uda kepikiran buat nglunasin sebelum jatuh tempo :p

      1. bukan itu, seingatku, ada sistem dari bank yg ngeluarin cc, biasanya narik tiap tanggal abis gajian. apalagi kalo modelnya autodebet

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s