Semoga tidak pada bosan membaca tulisanku tentang Kelas Inspirasi. Di akhir pekan dan libur cuti kemarin, kebetulan tiga kegiatan Kelas Inspirasi mengisi jadwalku secara berurutan. Dan bertepatan pula dengan riweuhnya deadline kantor yang menggebu-gebu minta segera diselesaikan. Form sudah disubmit, pengumuman sudah dipampang, tidak elok sepertinya harus membatalkan karena alasan sibuknya pekerjaan. Dan inilah, liburanku bersama Kelas Inspirasi di 3 daerah yang berbeda.

Kelas Inspirasi Lamongan #4, SDN Putatkumpul 1, Kecamatan Turi
Ini Kelas Inspirasi Lamongan kedua yang aku ikuti. Kenapa ikut lagi? Karena sebenarnya di rombel yang lama masih punya “hutang” ke SDN Kalitengah 1 yang menjadi lokasi zona inspirasi di Kelas Inspirasi Lamongan #3. Saking sulitnya buat kumpul dan ketemu, akhirnya janjian buat ikut Kelas Inspirasi Lamongan #4. Harapannya di Kelas Inspirasi Lamongan #4 ini minimal bisa kumpul ataupun bahas program “bayar hutang” tersebut. Lha kok, entah kebetulan atau disengaja, 4 dari 6 relawan pengajar yang ada di SDN Putatkumpul 1 merupakan pengajar yang sama dengan pengajar di SDN Kalitengah 1. Begitu juga fasilitatornya, ada 1 fasilitator yang juga fasilitator kami dulu di SDN Kalitengah 1. Yes, reuni sekaligus mempercepat realisasi “bayar hutang” kami.
Kelas Inspirasi Lamongan kebetulan diselenggarakan hari Sabtu, jadi alhamdulillah tidak memotong cuti. Karena hectic-nya pekerjaan, aku pun memutuskan berangkat dari Surabaya Sabtu Subuh barengan dengan teman serombel yang kebetulan dari Surabaya juga. Teman-teman fasilitator dan beberapa relawan pengajar kebetulan sudah sampai di sekolah mulai Jumat malam, dan menginap di sana. Karena teman fasilitator sibuk mempersiapkan dan membantu membersihkan halaman sekolah, relawan pengajar dan dokumentator yang berangkat Sabtu pun dengan segera mencari lokasi SDN Putatkumpul dengan panduan google maps berdasarkan lokasi yang sudah dishare teman-teman fasilitator via WhatsApp.
Meskipun tidak seperti jalan menuju SDN Kalitengah 1 yang menembus hutan, jalan menuju Putatkumpul ini cukup sempit, kira-kira hanya bisa dilewati oleh satu mobil. Kiri kanan jalan berupa kawasan kebun dan tambak. Kecamatan Turi ini juga salah satu sentra perikanan air tawar di Lamongan. Agak deg-degan juga gimana kalau ada mobil dari arah berlawanan. karena kebetulan ada teman relawan yang bawa mobil ke sini. Dan, beginilah penampakan SDN Putatkumpul 1.

Satu lagi ada yang namanya, Sudut Pasar. Isinya apa? Isinya adalah kemasan-kemasan kosong dari berbagai produk. Mulai dari kosmetik, shampoo, minuman, produk untuk bayi dan beberapa produk lain. Di kelas 5, secara spontan aku menggunakan sudut baca ini sebagai media pembelajaran, untuk menjelaskan pekerjaanku sebagai researcher atau business analyst. Aku bagi mereka dalam ketiga kelompok dan memberi mereka 3 buah kemasan produk dengan kategori yang berbeda untk masing-masing kelompoknya, yaitu produk kosmetik, minuman dan produk untuk bayi. Aku meminta mereka mengamati kemasan tersebut dan menuliskan jenis produk, nama merek, varians/rasa da ukuran. Mirip kalau lagi ngisi kuesioner retail audit/retail sensus. Dari hasil aktivitas tersebut, ternyata yang paling susah adalah kelompok yang kebagian tugas mengamati kemasan produk bayi. Mungkin karena buat mereka kurang familiar ya, tidak seperti produk minuman yang biasanya mereka konsumsi sehari-hari. Tapi serius, meskipun dalam kondisi kelas yang tidak bagus, semangat mereka sungguh luar biasa.

Berbeda dengan kelas 5, di kelas 1-2 aku hanya mengajak mereka saling meneliti kesukaan masing-masing terhadap buah-buahan. Biar nyambung bahasannya dengan Mba Riri, sang pengawin tumbuhan yang sebelumnya masuk di kelas 1-2 ini. Aku minta mereka angkat tangan dan menghitung berapa siswa yang suka terhadap beberapa jenis buah-buahan. Ah semangat sekali mereka angkat tangannya.
Kelas Inspirasi Lamongan #4 kali ini cukup memberi pengingat. Siswa di sini berada di kondisi kelas yang kurang layak tapi mereka masih semangat belajar. Bagaimana dengan kita? Masihkah kita mengeluh dengan kondisi kita yang jauh di atas mereka?
Lelah? Hmmmm.. Lumayan. Tapi aku harus segera kembali ke Surabaya demi mengejar kereta untuk kembali ke Magetan, untuk persiapan Kelas Inspirasi di kota selanjutnya. Sayang sekali harus absen dari refleksi di Kelas Inspirasi Lamongan lagi. 😦
Kelas Inspirasi Madiun #4, SDN Bodag 3, Kecamatan Kare
Hahahaha, kalau Kelas Inspirasi Madiun #4 ini hitungannya juga bayar hutang. Lebih tepatnya bayar hutang ke panitia Kelas Inspirasi Madiun karena di tahun lalu cuma nampang ngisi pas briefing fasilitator, tapi ga bisa ikut berpartisipasi sebagai relawan pengajar.
Kelas Inspirasi Madiun #4 kali ini dipusatkan di Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. Kecamatan ini terletak di dalam kawasan perbukitan dan juga terdapat kawasan hutan rakyat. Kawasan ini mulai dikembangkan untuk wisata baru di Madiun.
Kebetulan aku ditempatkan di sebuah desa di bukit, yang bernama Desa Bodag. Tidak jauh dari jalan menuju Monumen Kresek. Karena berada di kawasan perbukitan, tentu saja medan yang dilewati cukup menanjak dan lagi-lagi sepertinya hanya cukup dilewati oleh satu mobil. Beberapa tim relawan SDN Bodag 3 berangkat di sore hari untuk mempertimbangkan medan yang cukup lumayan, sekaligus untuk mempersiapkan beberapa hal. Sampai di Bodag disambut dengan hujan deras. Lumayan dinginnya. Kami pun numpang menginap di rumah penduduk pas di depan sekolah. Seperti biasa jika di tempat dingin, aku pun terbangun tengah malam saking dinginnya.
Dingin pun terbayarkan karena segelas kopi hitam di pagi hari sambil melihat indahnya pemandangan di sekolah. Meskipun rumahku di Magetan aslinya juga ndeso, tapi masih tetap kagum kalau melihat keindahan pemandangan desa. Apalagi kebetulan SDN Bodag 3 ini lokasinya berada di bawah jalan, jadi pemandangannya keren.
Setelah sesi mengajar, kelas 4-6 diajak untuk sesi cerdas cermat. Dan kelas 1-3 diajak terlebih dahulu untuk cap tangan menggunakan finger paint di kain putih yang sudah disiapkan. Untuk menghindari rusuh dan cat yang berceceran dan menempel di baju, siswa pun diminta antri untuk menyelupkan tangan ke cat dan kemudian dipandu untuk menempelkan jari yang penuh cat itu ke kain putih sambil menuliskan cita-cita. Riewuh di sini, pokoknya tidak boleh ada yang bajunya kotor kena cat. Selesai cap tangan, mereka harus segera menuju ember air yang sudah disiapkan untuk mencuci tangan mereka sampai bersih.

Kemeriahan di SDN Bodag 3 itu ditutup dengan penerbangan pesawat, sebagai simbol agar cita-cita mereka bisa setinggi pesawat di langit. Aamiin.

Lelah? Lumayan.. Tapi, ternyata besok masih ada lagi janji di Kelas Inspirasi kota sebelah.
Survei Awal untuk Kelas Inspirasi Magetan #4
Karena janji adalah hutang yang harus dibayar, maka janjiku untuk membantu survei Kelas Inspirasi Magetan 4 pun harus ditepati, meskipun rasanya udah capek banget. Tapi bukannya capek akan semakin terasa kalau kita tidak beraktivitas. Akhirnya di Selasa pagi masih dalam masa cuti, aku pun berangkat menuju kota kecamatan Parang.
Bertemu di UPTD Pendidikan Kecamatan Parang, sambil sowan ke Kepala UPTD kami pun meminta rekomendasi SD-SD yang cocok untuk dijadikan lokasi Kelas Inspirasi Magetan 4. Kami pun ditawari aula kantor UPTD Pendidikan Parang sebagai tempat refleksi. Alhamdulillah, sekali dayung, 2 pulau terlampaui.
Selesai sowan kamipun mulai touring ke beberapa SD di Kecamatan Parang sesuai dengan rekomendasi dari Bapak Kepala UPTD. Hari itu, total kami berkunjung ke 8 SD yang melewati sekitar 4 desa.
Desa pertama yang kami kunjungi adalah Desa Nglopang. Di Nglopang, kami mampir ke SDN Nglopang 1 dan SDN Nglopang 2. Kedua SD ini letaknya berdekatan, dan karena minimnya jumlah siswa dan guru, dalam proses belajar mengajar sehari-harinya terjadi penggabungan di dua SD ini. Awkward moment di sini adalah kami datang pas kebetulan Bapakku sedang bertugas di sekolah ini terkait penilaian program atau apalah namanya. Yang awkward juga selesai kami makan minum di warung depan sekolah, kami pun ditraktir oleh Bapak Kepala Sekolah. Alhamdulillah.
Selesai Nglopang, kami pun menyusuri Mategal yang terletak di jalan kabupaten yang menghubungkan Magetan dengan Ponorogo. Mategal ini merupakan salah satu desa di Kecamatan Parang yang berbatasan dengan Ponorogo, lebih tepatnya dengan Alas Sampung. Karena sudah siang, sekolah sudah tutup, kamipun hanya berhenti sebentar untuk melihat kondisi sekolah dan juga mengambil foto, termasuk foto selfie. Di Mategal ini kami berhenti di SDN Mategal 1 serta SDN Mategal 2 dan SDN Mategal 4 yang berhadapan.
Melipir dari Mategal, kami pun melewati SDN Bungkuk. Beranjak dari Bungkuk, kami pun menuju Desa Ngaglik yang berada di ruas jalan Parang menuju Poncol, bahkan bisa ke Sarangan juga. SDN Ngaglik 3 rekomendasi dari Bapak Kepala UPTD cukup lumayan medannya, pas berada di tikungan. Tapi pemandangannya keren. Dari SDN Ngaglik 3, kamipun melanjutkan perjalanan. Perjalanan yang ini cukup jauh, naik turun, meskipun medannya tidak separah medan jalan menuju rumahku. Dan kami pun bahagia ketika melihat sebuah SD kecil di pinggir jalan setelah melewati berbagai turunan dan tanjakan. SDN Ngaglik 4.

Selesai juga akhirnya, perjalanan liburan bersama Kelas Inspirasi kali ini. Mulai Kelas Inspirasi Lamongan, Kelas Inspirasi Madiun sampai Kelas Inspirasi Magetan. Capek? Enggak. Ini amazing!. Setidaknya “Cuti rasa Kelas Inspirasi itu lebih menyenangkan dibandingkan cuti rasa kerjaan!”
Leave a Reply