Nama generasi milenial banyak dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir. Proporsi generasi milenial yang cukup besar dalam populasi sebuah negara, menjadikan generasi ini sebuah obyek yang menarik untuk dibahas. Perilaku generasi milenial sebagai konsumen, ataupun perilaku mereka sebagai pekerja, bahkan pemberi kerja menjadi bahasan yang menarik. Kita sering melihat nama “generasi milenial” menjadi tajuk utama di majalah, buku, bahkan konten-konten promosi untuk merek ataupun produk. Generasi milenial menjadi bahan konten, bahkan sampai saat ini.
Generasi milenial, selalu dikaitkan dengan generasi muda. Generasi milenial sendiri merupakan julukan untuk mereka yang lahir pada tahun 1981 – 1994. Jika dihitung, saat ini, mereka yang tergolong generasi milenial adalah mereka yang berusia 26 – 39 tahun. Apakah ini masuk tergolong muda?

Pembagian generasi berdasarkan tahun lahir ini tidak sekadar hubungannya dengan usia, tetapi juga berdasarkan peristiwa global yang terjadi pada rentang tahun tersebut. Peristiwa global tersebut berpengaruh terhadap perilaku sebuah generasi secara umum. Meskipun demikian, kita juga tidak boleh mengabaikan faktor lokasi yang turut serta mempengaruhi perilaku sebuah generasi. Generasi milenial di negara maju tentu saja berbeda dengan generasi milenial di negara yang sedang berkembang.
Di Indonesia, generasi milenial, yang lahir pada rentang tahun 1981-1994 mendapatkan bonus berupa transisi dalam pengembangan teknologi, terutama penggunaan internet. Di masa kecil, generasi milenial masih betkutat dengan permainan yang sifatnya masih konvensional dan tradisional. Menjelang tahun 2000, penggunaan teknologi berupa komputer mulai berkembang di Indonesia. Telepon genggam mulai banyak digunakan anak muda, tapi masih berupa telepon genggam yang bisa digunakan untuk mengirim pesan teks ataupun telepon biasa. Paling banter bisa kirim lagu atau foto via MMS, tentu saja dengan resolusi yang seadanya. Mulai tahun 2010, internet pun berkembang pesat, termasuk penggunaan smartphone.
Jika kita bandingkan dengan generasi sesudahnya, yaitu generasi Z yang lahir pada tahun 1995 – 2010. Saat ini mereka berusia sekitar 10-25 tahun, generasi muda. Ketika mereka remaja, mereka sudah cenderung menikmati teknologi yang sudah ada, berbeda dengan generasi Y yang kasih menikmati adanya masa transisi dalam teknologi.
Dilihat dari usianya, generasi milenial dan generasi Z masih bisa dibilang sama-sama generasi muda. Generasi milenial saat ini udah berada pada tahapan usia muda yang sudah beranjak dewasa dan mapan, tentu saja pernah mengalami usia yang saat ini sedang dirasakan oleh generasi Z. Generasi Z juga usia muda, yang sedang mulai mencari jati diri dan banyak berkreasi. Tapi, serta merta menyebut generasi muda adalah generasi milenial, tentu saja kurang tepat.
Misalkan saja kita sedang membuat strategi marketing yang menyasar tentang generasi muda, yang masih pelajar/mahasiswa ataupun fresh graduate. Jika kita meneliti perilakunya dengan mencari informasi tentang generasi milenial, tentu saja akan salah sasaran. Begitu juga misal kita membuat kegiatan literasi yang menyasar pelajar/mahasiswa, menyebut mereka dengan nama generasi milenial, malah kesannya kita illiterate karena tidak tahu milenial itu apa, karena kita kurang membaca.
Kalau ada yang komentar “Masalah nama generasi aja kok ribet sih“. Karena ini bukan masalah usia dan nama, tetapi juga tentang perilaku mereka karena peristiwa yang terjadi pada rentang waktunya. Bagi mereka yang membuat strategi dengan target berdasarkan generasi, perbedaan perilaku ini tentu akan berpengaruh sekali. Jadi, bukan sekadar penyebutan.
Jadi, kalian termasuk generasi milenial atau generasi muda nih? Hehehehehe
Leave a Reply