Terima Kasih untuk Love for Sale 2, Mewakili Kami yang Belum Menikah dan Bukan Abdi Negara

Ketika memang harus selesai, itu bukan salahmu, salahku, atau kita yang menjalankannya. Tetapi waktu yang belum mengizinkan kita bersama

Arini, Love for Sale 2

Berbeda dengan kutipan terakhir Love for Sale pertama yang diucapkan Richard, kutipan terakhir film Love for Sale 2 ini diucapkan oleh Arini. Meskipun lebih banyak menceritakan cerita tentang kehidupan “korban” Arini, Love fo Sale 2 ini juga sedikit memperlihatkan sisi perasaan Arini.

Setelah Arini (Della Dartyan) membuat ambyar Richard (Gading Marten) di film Love for Sale yang pertama, kali ini Arini datang di kehidupan Ican (Adipati Dolken). Ican, lelaki ganteng usia 32 tahun, bekerja di agency periklanan, belum menikah, padahal adik dan kakak lelakinya sudah menikah.

Official Poster

Ican mewakili saya, milenial berusia matang, bekerja sebagai karyawan swasta, bukan PNS dengan segala kepastian hidupnya dan juga belum menikah di saat semua teman sebaya sudah menyebar undangan pernikahan, posting foto bayi-bayi lucu dan bahkan sudah ada beberapa yang bercerai. Iya, yang terakhir itu fakta yang tidak bisa dipungkiri terjadi di sekeliling saya. Bercerai di usia belum sampai 30 tahun.

Ican juga seperti saya, yang serasa ditekan dengan pertanyaan “kapan nikah” dan kewajiban membahagiakan orang tua dengan mempunyai pekerjaan yang “pasti” serta menikah dan punya cucu. Percakapan Ican dengan ibunya adalah percakapan-percakapan yang biasanya terjadi antara saya dengan orang tua saya. Percakapan tentang calon, menikah dan kebahagiaan orang tua.

Ican mungkin mewakili sebagian laki-laki di luar sana yang belum menjadikan pernikahan sebagai prioritas utama. Apakah Ican tidak normal? Apakah Ican tidak ingin menikah?

Ican normal, Ican juga ingin menikah, tapi memang merasa belum waktunya.

Ibu Ros, ibunda Ican, adalah sosok orang tua kita kebanyakan. Tidak sedikit orang tua yang menentukan banyak kriteria untuk calon menantunya kelak, seperti Ibu Ros yang ingin Ican punya istri muslim, Padang dan juga cantik. Kita mungkin Ican-Ican yang lain, yang gagal karena weton yang tidak cocok, atau yang tidak direstui karena perbedaan suku dan pulau.

Ibu Ros, bisa jadi adalah sosok mertua saya nantinya. Mertua yang tidak cocok dengan menantunya. Yang saking tidak cocoknya sampai tidak pernah main ke rumah tinggal anak menantunya padahal di satu kampung yang sama. Ibu Ros mungkin saja sosok mertua saya nantinya, mertua yang suka tiba-tiba curhat tentang ketidaksukaannya terhadap menantunya. Tapi, bukankah memang menikah itu juga tentang menikahi “keluarga”, termasuk ibu mertua? Jadi, ya sebagai calon menantu, kemungkinan terburuk harus disiapkan.

Film Love for Sale 2, mengingatkan saya, bahwa menikah bukan hanya sekadar tentang bahagia.

Arini, mungkin juga adalah saya, yang harus rela pergi meski masih sayang.

Advertisement

2 responses to “Terima Kasih untuk Love for Sale 2, Mewakili Kami yang Belum Menikah dan Bukan Abdi Negara”

  1. Wkakq. Kata terakhir nyesekk

    “Yang harus rela pergi meski masih sayang”

    1. Hahahahaha, ambyaarrr ya Yoooo

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: