“Tujuan Lo Apa?” Itu kayaknya istilah yang nempel banget sama salah satu lembaga literasi finansial miliknya Ligwina Hananto. Bahkan, istilah juga sempet nangkring di novel “Critical Eleven” karya Ika Natassa. Beberapa tahun belajar tentang financial planning ala Teh Wina bikin istilah ini udah jadi pedoman banget buat dalam mengerjakan sesuatu, terutama yang ada hubungannya sama mengatur keuangan pribadi. Setahun lalu saya sempat menulis panjang tentang strategi financial planning saya dan juga tentang reksadana, dan mendapat respon yang cukup positif dari teman-teman. Tidak sedikit yang minta di-share materi tentang kedua tema tersebut.
QM Financial milik Ligwina Hananto yang kebetulan punya cabang di Surabaya, beberapa bulan terakhir di 2015 aktif mengadakan Financial Clinic Mini yang membahas beberapa topik menarik. Topik pertama yang diadakan tentang Dana Pendidikan untuk Anak. Sebenarnya pingin banget ikut sih, tapi setelah coba mention @mrshananto, dia menyarankan saya untuk tidak dulu mengikuti seminar ini. Kenapa ga boleh? Saya belum punya anak, belum menikah, bahkan calon aja juga belum jelas. (Curhat Nes?). Jadinya lebih baik ga ikut dulu. Baiklah, ikut kata idola. Tapi, saya udah seneng banget sih pas Teh Wina ini menjawab pertanyaan saya dan mention saya di Twitter.
Financial Clinic Mini yang kedua judulnya “Semua Tentang Reksadana” yang rencananya dibawakan financial planner-nya QM Financial yang berkedudukan di Surabaya, namanya Mbak Yasmeen. Tanpa pikir panjang, saya pun daftar. Lumayan murah lah, Rp 200.000 rupiah bisa dapat knowledge selama sekitar 2 jam yang menurut saya bermanfaat banget. Lebih murah dari biaya training tentang marketing di kantor saya. Eeeehhhh.
Akhirnya saya tahu kenapa kegiatan ini bernama Financial Clinic Mini, ya karena memang jumlah peserta yang ikut cukup terbatas. Sepertinya salah satunya juga karena minat penduduk Surabaya dan sekitarnya terhadap financial planning masih belum besar. Seminar kecil ini dilaksanakan di salah satu ruang meeting di Gedung Spazio. Kebetulan pas seminar tentang reksadana ini, yang datang sekitar 6 orang peserta. Dengan komposisi 5 orang wanita, 1 orang pria dengan perbandingan menikah : single sebesar 3:3. Pembahasan tentang reksadananya sih sebenarnya tidak berbeda jauh dengan tulisan yang sempat saya share setahun yang lalu, tetapi memang lebih detail. Kalau berminat materinya, nanti bisa minta saya. Bisa kontak saya melalui telepon, sms, WA, Path, FB. Twitter maupun Instagram. Materinya masih berupa hardcopy, tapi nanti kalau memang ada yang berminat bisalah di-scan.
Nah, ternyata QM Financial pun tidak berhenti untuk memberikan edukasi finansial kepada warga Surabaya. Pada bulan Desember, QM Financial berencana mengadakan kembali Financial Clinic Mini dengan tema “All About Insurance”. Tertarik banget nih, karena setahu saya QM Financial ini agak anti asuransi. Anti asuransi di sini bukannya sama sekali melarang asuransi, tapi QM Financial lebih menyarakan untuk memilih asuransi sesuai kebutuhan. Asuransi sebagai proteksi, bukan sebagai investasi. Sebagai salah satu nasabah asuransi yang merasa sedikit terjerumus, seminar tentang ini tidak boleh saya lewatkan. Tapi sayang, ternyata seminar ini pun akhirnya ditunda sampai Januari 2016.
Ternyata salah satu adik tingkat saya yang kebetulan kerja di sebuah perusahaan asuransi tertarik untuk mengikuti seminar ini juga. Saya sempat ingatkan dia bahwa QM Financial ini agak sensitif dengan asuransi, tetapi dia tetap berniat ingin ikut karena sebagai karyawan yang masih cukup baru, dia belum paham banyak tentang asuransi. Tanggal 9 Januari kemarin, akhirnya seminar “All About Insurance” ini pun terlaksana. Dan pesertanya jauh lebih mini dari seminar tentang reksadana kemarin. Jumlah pendaftar sebenarnya 7 orang, tetapi apesnya 4 orang yang ternyata dari Malang harus mengalami peristiwa mobil mogok. Jadilah akhirnya cuma 3 orang, lebih asik malah serasa konsultasi.

Seminar kemarin menjelaskan tentang berbagai jenis asuransi yang ada. Dalam rekomendasi di financial planning, ada 2 jenis asuransi yang harus dimiliki, tetapi tetap sesuai dengan kemampuan.
- Asuransi Pribadi, meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi penyakit kritis dan asuransi kecelakaan
- Asuransi Harta Benda, meliputi asuransi properti dan asuransi kendaraan
Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan, sepertinya sekarang hampir seluruh warga negara Indonesia sudah punya asuransi ini seiring dengan diwajibkannya BPJS Kesehatan. Selain BPJS Kesehatan, sebagian besar kantor juga memberikan non cash benefit berupa asuransi kesehatan ini kepada karyawannya. Dan, ketika memutuskan masuk ke suatu perusahaan, pastikan juga bahwa kita mendapat benefit asuransi ksesehatan yang layak. Sakit itu mahal lho.
Asuransi kesehatan ada yang bersifat cashless, reimbursement maupun cash plan. Dengan sistem cashless, kita biasanya tinggal menggunakan kartu peserta asuransi di rumah sakit, dan biaya rumah sakit akan langsung terbayar, tapi tetap sesuai limit atau plafond asuransi yang kita miliki. Kalau ada beberapa item yang melebihi limit, maka asuransi tidak menanggung, jadi kita bayar sendiri. Kalau sistem reimbursement biasanya agak ribet, karena kita harus mengumpulkan nota-nota dari perawatan kesehatan yang diberikan kepada kita dan menyerahkannya ke pihak asuransi untuk kemudian diganti uangnya. Jadi kalau sistem reimbursement kita harus bayar terlebih dahulu biaya rumah sakitnya. Nah, kalau cash plan ini memang jarang digunakan. Prinsip cash plan ini kita akan diberi uang tunai sesuai dengan lama rawat jalan atau rawat inap. Tidak peduli apakah uang tunai tersebut nanti melebihi biaya rumah sakit yang kita keluarkan, atau bahkan kurang jumlahnya dibandingkan biaya rumah sakit. Sarannya sih kalau sistem cash plan ini sebaiknya jangan dijadikan asuransi utama, lebih baik dijadikan asuransi pelengkap saja.
Beberapa teman yang dapat asuransi dari kantor ada yang asuransinya tidak meng-cover rawat jalan. Memang, kalau menurut QM Financial, sebenarnya perusahaan asuransi itu prinsipnya tidak mau kehilangan banyak uang, jadi beberapa kejadian yang kemungkinan kejadiannya lebih besar itu tidak akan ditanggung. Sebagaimana contoh dalam kasus rawat jalan ini, kemungkinan seseorang untuk sakit ringan dan hanya rawat jalan biasanya lebih besar dibandingkan kemungkinan seseorang untuk mengalami sakit yang harus dirawat inap.
Kalau sudah punya asuransi kesehatan dari perusahaan, memang kurang perlu punya asuransi kesehatan tambahan lagi. Kecuali ada kemungkinan kita akan keluar dari kantor dan membuka usaha sendiri, asuransi kesehatan pribadi tetap kita butuhkan. Nah, ada beberapa tips nih ketika memilih asuransi kesehatan :
- Periksa daftar jaringan rumah sakit. Ini penting nih, pastikan rumah sakit yang biasanya kita gunakan atau yang dekat dengan tempat tinggal masuk dalam jaringan rumah sakit yang ditanggung oleh asuransi
- Sistem kenaikan premi tahunan
- Batas manfaat per tahun dan batas pertanggungan keseluruhan
- Syarat dan ketentuan pre existing condition dan masa tunggu
- Jaminan perpanjangan
Asuransi Jiwa
Prinsip dasar asuransi jiwa adalah menggantikan pendapatan jika terjadi resiko meninggal di usia produktif. Nah, buat orang yang punya tanggungan keluarga, asuransi jiwa ini penting banget. Jika ada kemungkinan terburuk meninggal, keluarga yang ditinggalkan masih bisa mendapatkan uang pertanggungan sebagai pengganti pendapatan keluarga yang meninggal tersebut. Kalau untuk yang single seperti saya, wanita yang sudah menikah dan tidak bekerja atau bekerja tetapi penghasilannya bukan penghasilan utama keluarga, asuransi jiwa atas nama sendiri kurang perlu.
Yang perlu diperhatikan juga ketika memilih asuransi jiwa, berapa jumlah uang pertanggungan (UP) yang didapatkan. QM Financial memberikan rumus tentang UP yang ideal, yaitu UPideal = pengeluaran per bulan x 10 tahun. Jadi kalau dalam sebulan pengeluaran per bulan mencapa Rp 4.000.000, nilai UP ideal sebesar Rp 480.000.000.
Beberapa asuransi jiwa juga menawarkan produk berupa unitlink. Produk ini menggabungkan antara asuransi (proteksi) dan investasi. Di mana sebagian premi kita akan masuk ke UP dan sebagian lainnya akan masuk ke porsi investasi. Nah, jangan tergoda dulu dengan besarnya nilai pengembangan investasi dari unitlink ketika membaca polis. Sebagian besar nasabah asuransi bahkan tidak pernah membaca polisnya. Bener kan, hayo?
Kalau memang niat investasi, sebenarnya jangan masuk unitlink, karena hasilnya nanggung banget, mending masuk ke reksadana. Pertama kali daftar asuransi, saya memilih unitlink ini karena tergoda dengan investasinya (saat itu saya belum paham tentang reksadana). Dan sekarang jujur agak menyesal sih beli unitlink. Secara proteksi, saya belum butuh asuransi jiwa karena masih single, dan secara investasi ternyata tidak berkembang pesat. Sempat tanya ke Mbak Yasmeen, bagaimana kalau misalkan menutup asuransi unitlink yang saya miliki sekarang. Jawabnya kalau memang sudah ada tempat investasi lain kalau unitlink ini ditutup, ditutup saja tidak apa-apa. Tapi kalau setelah ditutup malah uangnya ga jelas kemana, tetap diteruskan saja. Pikirkan juga resiko jika menutup asuransi unitlink ini, yang pastinya nilai UP tidak akan keluar, dan kita hanya akan mendapatkan hasil pengembangan investasi yang pastinya tidak sebesar dengan nilai premi yang kita keluarkan. Dan juga pasti akan ada efek sosial kalau misalkan agen kita adalah orang yang kenal dekat.
Asuransi Kecelakaan
Asuransi kecelakaan ini mengganti biaya pengobatan, catat tetap total dan meninggal akibat kecelakaan. Asuransi kecelakaan ini penting buat pemberi nafkah utama. Besaran premi asuransi kecelakaan selain ditentukan oleh umur juga ditentukan oleh jenis pekerjaan, tergantung resiko yang ditimbulkan.
Asuransi Penyakit Kritis
Asuransi penyakit kritis ini menggantikan pendapatan yang hilang ketika pasien tidak bisa bekerja lagi akibat menderita penyakit kritis atau bisa digunakan untuk keperluan lain seperti mengganti biaya penyembuhan penyakit kritis. Asuransi penyakit kritis ini berbeda dengan asuransi kesehatan lho ya. Dalam memilih asuransi penyakit kritis ini, kita juga harus jeli membaca polis, kapan dan bagaimana jenis penyakit kritis yang ditanggung.
Asuransi Properti
Asuransi properti ini berfungdi untuk mengganti kerugian yang terjadi pada properti beserta isinya. Perlindungan dasar asuransi properti ini adalah Fire (Api), Lightning (Petir), Explosion (Ledakan), Aircraft (Kejatuhan Pesawat) dan Smoke (Asap) yang biasa disingkat FLEXAS. Asuransi properti ini biasanya sudah termasuk ke dalam biaya di KPR. Kalau sudah lunas KPRnya disarankan bisa membeli sendiri asuransi ini.
Asuransi Kendaraan
Fungsi asuransi kendaraan adalah mengganti kerugian yang terjadi pada kendaraan bermotor. Kalau pembeliannya kredit, biasanya asuransi kendaraan bermotor ini sudah termasuk. Tapi kalau Anda beli kendaraan dengan sistem tunai atau beli mobil bekas, disarankan beli sendiri asuransi kendaraan ini, meskipun dengan konsekuensi kalau beli bekas biasanya nilai preminya lebih mahal.
Tips Memilih Agen
Agen asuransi turut berperan penting dalam pengambilan keputusan nasabah untuk berasuransi. Kebanyakan agen asuransi merupakan tenaga lepas bukan karyawan tetap daru suatu perusahaan asuransi. Ada beberapa tips nih dalam memilih agen asuransi :
- Referensi orang terdekat
- Mengerti kondisi finansial Anda
- Pengetahuan produk yang handal
- Memberi Anda waktu berpikir
- Menjunjung kode etik profesi
Dan jangan mudah tergoda dengan bujuk rayuan agen, kadang mereka hanya mengejar target jualan atau bonus tanpa memperhatikan kebutuhan nasabahnya. Jangan mudah percaya juga dengan janji agen, recheck apa yang dijanjikan agen dengan polis yang Anda terima. Sebagai calon nasabah, kita sebenarnya diberikan waktu untuk memikirkan dan membatalkan polis jika dirasa kurang sesuai. Dan jangan lupa, do research ya. Jangan tergoda nominal pertanggungan, tetapi sesuaikan dengan “Tujuan Lo Apa”
Kalau ada yang mau di-share materi seminar ini. Bisa kontak saya langsung.
Leave a Reply