Tulisan ini sebenarnya adalah sebuah review kecil tentang film berjudul “Love for Sale”. Meskipun judulnya dalam Bahasa Inggris, tapi ini adalah sebuah film Indonesia yang menarik. Love for Sale mengambil tema kekinian tentang terlalu lama sendiri. Eeeeaaaakkkk.
Ini nih official poster dan sambil dilihat dulu sekilas official trailer-nya ya.
Film ini diproduseri oleh Angga Dimas Sasongko dan pengantin baru yang menggemparkan dunia maya karena pernikahannya, Chicco Jericho. Fokus ke pemainnya ya, jangan produsernya, udah ada Putri Marino yang memilikinya. Film ini dibintangi oleh Gading Marten, Bapaknya Gempita yang unyu-unyu lucu itu. Di sini, Gading berperan sebagai Richard, pria berumur 41 tahun yang masih betah sendiri dan mengurusi percetakan warisan dari orang tuanya.
Richard tinggal sendirian di lantai atas ruko percetakannya. Eh ga sendirian juga sih, Richard ditemani oleh Klun, seekor kura-kura yang sudah berumur lebih dari belasan tahun. Rutinitas sehari-hari Richard adalah makan mie instan, turun ke percetakan mengecek anak buahnya, marah-marah kalau ada yang telat masuk dan juga nonton bola di malam harinya. Kalau weekend, Richard akan nonton bareng dengan teman-temannya sambil taruhan kecil-kecilan.
Melihat kesendirian Richard, teman-teman nontonnya membuat taruhan, yaitu meminta Richard membawa pasangan ketika pernikahan salah satu temannya. Taruhan diterima dan Richard yang sudah nyaman dengan kesendiriannya pun mulai mencari cara untuk mendapatkan pasangan dalam waktu singkat. Richard pun menemukan brosur tentang aplikasi Love.Inc di percetakannya, dan kemudian mencari pasangan ke kondangan dengan menggunakan Love.Inc.
Tadaaaa, muncullah Arini (diperankan oleh Della Dartyan) yang menyelamatkan hidup Richard. Arini pun menemani Richard ke kondangan. Tidak hanya sampai di situ, karena sesuai kontrak Love.Inc Arini harus menemani Richard selama 45 hari. Richard yang awalnya menolak pun luluh karena mendengar curhatan Arini yang mengaku kondisi keuangannya sedang buruk dan harus tetap menjalani kontrak ini jika tidak ingin dipecat perusahaan.
Kehadiran Arini di rumah Richard pun pelan-pelan mengusik zona nyaman Richard yang sudah terlalu lama sendiri. Arini begitu memanjakan Richard, mulai dari memasakkan makanan untuknya sampai menemani Richard nonton bola. Arini digambarkan sebagai cewek yang ngerti bola juga. Oh iya, film ini khusus untuk 21+ ya, tahulah kenapa. Hehehehehe. Pokoknya kehadiran Arini membuat hidup Richard lebih berwarna dan membawa perubahan positif juga bagi orang sekitarnya, termasuk karyawan percetakannya.
Akankan Richard bersatu dengan Arini? Tonton aja sendiri ya. Yang pasti di film ini, kita (terutama yang sedang asyik di kesendirian) akan belajar banyak tentang pentingnya merelakan agar bisa kembali memasuki dunia yang baru. Melihat sumringahnya Richard ketika mulai jalan dengan Arini di pinggir jalan sambil makan durian tuh bikin baper sih. Bahagia tidak harus dengan sok ngajak dinner di restoran mewah.
Cara Arini memanjakan Richard dengan sederhana pun membuat sadar bahwa merebut hati seseorang itu bukan hanya tentang memuji-mujinya, bukan hanya tentang postingan yang di-like di media sosial, tapi juga memberikan apa yang sebenarnya dia butuhkan. Sesederhana masakin makanan rumahan biar Richard ga makan mie instan terus. Sesederhana buatin Richard teh pas pulang kerja. Sesederhana nyambung dengan Richard pas ngomongin bola. Memberi Richard perhatian kecil dan berkesan yang tidak pernah didapatkannya ketika sendirian. Cukup dan tidak berlebihan.
Della Dartyan aktingnya bagus, body-nya juga oke banget. Ngelihat dia pakai tanktop berkeringat abis masak tuh rasanya pingin masak juga biar berkeringat seksi. Tapi apa daya, ekspektasi mirip body Arini, realita lemak di mana-mana. Hahahahaha.
Quote pamungkas yang cocok banget buat yang sedang merelakan masa lalu dan berencana memulai yang baru.
Mencintai adalah pekerjaan berat dan penuh resiko
Tapi dalam hidup tidak ada salahnya sesekali kita mengambil resiko
Selamat kembali belajar mencintai
Selamat bersiap mengambil resiko 🙂
Leave a Reply