Setelah sukses melahirkan film “Petualangan Sherina” di tahun 2000, 18 tahun kemudian duet produser dan sutradara kondang, Mira Lesmana dan Riri Riza kembali melahirkan film anak. Mengambil tema kekinian, film berjudul “Kulari ke Pantai” ini memberikan tambahan tontonan anak-anak di masa liburan sekolah ini.
Film anak ini dibintangi oleh Marsha Timothy yang berperan sebagai Mama Uci, seorang perempuan Jakarta yang memilih tinggal di Pulau Rote bersama suaminya Irfan (diperankan oleh Ibnu Jamil). Pasangan ini punya anak perempuan bernama Sam (nama panjangnya Samudra Biru, dipanggil “Sam” bukan “Sem” ala lidah barat ya). Sam ini diperankan oleh artis cilik bernama Maisha Kanna. Sam punya sepupu bernama Happy (diperankan oleh Lil’li Latisha).
Setelah mudik ke Jakarta untuk ulang tahun neneknya, Mama Uci dan Sam berencana kembali ke Rote naik mobil berdua saja. Tapi, Mama Kirana, ipar Mama Uci (Mama Happy yang diperankan oleh Karina Suwandi) ingin Happy ikut dalam road trip tersebut. Kenapa ya?
Kedua saudara sepupu ini punya sifat yang cukup berkebalikan. Sam, anak pantai Rote yang aktif, berani, tidak kecanduan gawai dan pintar surfing juga lho. Berbeda dengan Happy, yang lebih tua dua tahun dari Sam. Happy anak kota cenderung manja dan kekinian dengan gawainya. Ternyata Mama Kirana ingin Happy mendapatkan pelajaran berharga dari road trip ini, selain untuk kembali mendekatkan Sam dengan Happy yang cukup berbeda sifat ini.
Penasaran road trip-nya seperti apa? Tonton donk ya, ajak anak boleh (kalau sudah punya), ajak suami juga bisa, ajak pacar juga monggo, sendiri seperti saya juga ndak papa. Buat mereka yang belum maupun sudah berkeluarga, banyak pesan tentang keluarga yang bisa didapatkan dari film ini.
Tapi silakan ditonton dulu poster dan trailer-nya di bawah ini. Sebelum saya coba bahas sekilas tentang pesan moral kekinian yang dibawakan oleh film ini.
Road Trip Seru, Tidak Hanya di Kota Wisata
Belum banyak film Indonesia yang mengambil tema tentang road trip seperti film “Kulari ke Pantai” ini. Uniknya, perjalanan panjang menyusuri tanah Jawa ini dilakoni oleh tiga perempuan, Mama Uci, Sam dan Happy. Di beberapa daerah mereka memang sempat bertemu dan memberi tumpangan beberapa orang, termasuk Dani, bule yang lancar berbahasa Indonesia dengan logat Papuanya.
Tidak hanya mengambil jalur Pantura terkenal, ataupun jalur Selatan yang mulai dikembangkan, road trip yang dilakukan mereka melewati sebagian jalur Utara, sebagian jalur Tengah dan sebagian jalur Selatan. Kota-kota yang disinggahi pun bukan kota-kota wisata yang sudah terkenal wisatawan seperti misalnya Yogyakarta. Penasaran kotanya apa saja? Tonton lah.
Perjalanan Sebaiknya Dinikmati, Tidak Hanya dengan Asyik dengan Gawai Sendiri
Sadar ga sih, kalau jalan-jalan kadang kita masih sering asyik dengan handphone, ya buat update Instagram lah, terus keterusan balasin komentar yang masuk lah. Tanpa melihat pemandangan sekitar dan menikmati nuansa perjalanan itu sendiri. Seperti di film ini, Happy awalnya cuma asik dengan gawainya, sampai akhirnya Mama Uci menyita handphone-nya. Sedangkan Mama Uci dan Sam dengan riang menyanyikan beberapa lagu bersama-sama. Sam pun lihai mengambil gambar unik dengan kamera polaroidnya dan memasangnya di dashboard atas mobil.
Menyindir Obyek Wisata yang Asal-asalan Memberi Nama
Di era kekinian penuh swafoto ini, banyak sekali obyek wisata baru bermunculan dan memberikan beberapa spot khusus untuk swafoto dengan tulisan nama obyek wisatanya. Dalam perjalanannya ke sebuah kawasan pegunungan di Jawa Timur, Mama Uci menyindir sebuah bukit yang diberi nama dengan nama lakon anak-anak dari luar negeri, padahal bukit itu punya nama sendiri yang lebih terasa nuansa lokalnya.
Ini nohok banget sumpah.
Ingin Kekinian Tidak Harus dengan Selalu Menggunakan Bahasa Asing
Kehadiran Dani si bule yang pintar bahasa Indonesia berlogat Papua sungguh berseberangan dengan Happy yang malah sering sekali menggunakan Bahasa Inggris ketika bicara dengan orang lain, meskipun lawan bicaranya adalah orang Indonesia.
Kalau Dani bilang “Saya bicara Bahasa Inggris kalau di Amerika sana, kalau di Indonesia ya saya bicara Bahasa Indonesia”. Yeee masa kita kalah sama bule. Kurangilah which is, worthed atau apalah kalau ngomong sama orang Indonesia. Kecuali memang ada hubungannya dengan pekerjaan yang memang mengharuskan menggunakan Bahasa Asing.
Marilah kita dukung Uda Ivan Lanin idolaque kembali mengajak masyarakat Indonesia berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Jangan Lupakan Keluarga
Tanpa kita sadari, kita sering melupakan keluarga kita, terutama yang berada di luar keluarga inti, seperti sepupu atau keponakan. Kita kadang asyik sendiri dengan sahabat kita yang kita anggap sudah klop dengan kita.
Film “Kulari ke Pantai” ini mengajak kita sejenak untuk kembali mengingat dan dekat dengan keluarga kita sendiri. Pas banget nih dengan kejadian yang saya alami selama Lebaran, baru kerasa ternyata sepupu atau bibi (Bu De) memang sayang sama saya. Sederhana sayangnya, cuma bilang “Mba, aku punya alpukat, kesinio” atau “Kamu ke Surabaya mau dibawain apa?”. 🙂
Misi Sosialnya juga Ada Lho
Selain misi keluarga, film ini juga mengajak kita untuk empati dan membantu orang lain yang kesusahan meskipun mengorbankan sesuatu yang kita impi-impikan. Penasaran apa? Tonton lah pokoknya.
Banyak pemain yang mencuri perhatian di film ini, seperti Mama Mela yang diperankan perencana keuangan favorit, Teteh Ligwina Hananto sampai Adhiyat “Ian Pengabdi Setan” yang gemes banget jadi adiknya Happy yang sebel sama Kakaknya yang sok Bahasa Inggris. Marsha Timothy logat timurnya kena banget, efek Marlina mungkin ya. Tapi Mama Uci keren sih, sosok wanita yang kuat nih.
Pokoknya selesai nonton ini jadi kepingin road trip, dan kembali meniatkan road trip sama anak (kalau nanti udah punya). Tahun 2013 lalu, pas naik Trans Jogja, punya pikiran nanti kalau sudah punya anak pingin diajakin keliling Yogya naik berbagai macam kendaraan umum. Setelah menonton film “Kulari ke Pantai” ini jadi tambah pingin road trip dan family trip. Pingin juga seperti keluarganya Mama Uci yang punya kebun di Rote sambil membantu masyarakat sekitar. Ya kalau ga di Rote, pulau sebelahnya ya boleh lah, Mas. Ehem. Aamiin
Leave a Reply