Buat yang suka ngepantai cantik, tidak hanya sekedar foto-foto tapi juga menikmati suasana bawah laut, kini Malang Selatan punya pantai yang cukup lumayan untuk melepaskan hasrat nyebur dan ketemu ikan warna-warni. Sebut saja namanya Pantai Tiga Warna. Kebetulan akhir minggu lalu, aku dan teman-teman sempat short trip ke Pantai Tiga Warna. Nah ini sekilas tentang Pantai Tiga Warna.
Lokasi dan Medan Perjalanan
Secara geografis Pantai Tiga Warna terletak di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan (biasa disingkat Sumawe, serius baru tahu singkatan ini pas lewat sana), Kabupaten Malang. Oh iya, Kabupaten Malang ini beda sama Kota Malang ataupun Kota Batu secara administratif. Ketiga daerah ini memang berada dalam kawasan Malang Raya yang dikenal dengan nama Malang saja. Tapi ketiga daerah ini secara administratif berbeda. Kabupaten Malang sendiri merupakan kawasan paling luas di antara ketiga daerah tersebut, yang sebenarnya memberikan pilihan obyek wisata yang cukup banyak.
Oke kembali ke topik Pantai Tiga Warna. Pantai ini kurang lebih bisa ditempul antara 2-3 jam dari Malang Kota. Kalau dilihat dari Google Maps, kurang lebih berjarak 70 km dari Alun-alun Kota Malang.
Perjalanan menuju Pantai Tiga Warna cukup lumayan menantang dan mengocok perut, karena melewati daerah Malang Selatan yang cukup berbukit dan berkelak-kelok. Kalau naik sepeda motor, pastikan dalam keadaan baik, kalau naik mobil dan suka mabuk darat, jangan lupa minum obat anti mabuk.
Kawasan ini searah dengan Pantai Sendang Biru, jadi kita akan melewati daerah Turen terlebih dahulu baru kemudian masuk ke wilayah Sumawe. Ketika sampai di pertigaan menuju Sendang Biru, kalau ke Sendang Biru lurus, nah ke Tiga Warna ini belok kanan. Di pertigaan ini juga sudah ada petunjuk yang cukup jelas. Ketika sudah sampai ke pertigaan ini kita bisa melihat perkembangan Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur yang sudah cukup lebar. JLS ini memang dibangun untuk mempermudah akses wisata ke bagian selatan Jawa Timur yang ternyata punya gugusan pantai yang indah dipandang.
Kawasan Pantai Tiga Warna ini sekompleks dengan area konservasi mangrove yaitu Clungup Mangrove Conservation (CMC). Untuk bisa menuju ke pantai, kita tidak serta merta parkir kemudian langsung bisa melihat pantai. Kita harus berjalan kurang lebih 40 menit dari area parkir motor (kalau dari area parkir mobil lebih jauh). Perjalanan yang cukup membutuhkan perjuangan berat untuk orang yang tidak terbiasa jalan ataupun traveling karena melewati kawasan perkebunan dan perbukitan serta kawasan budidaya mangrove.


Area Bebas Sampah
Berada di kawasan konservasi, membuat Pantai Tiga Warna ini berada dalam kawasan yang harus terjaga kebersihannya dari sampah. Perjalanan dari area parkir sampai ke Pantai Tiga Warna melewati 3 pos penjagaan. Pos pertama merupakan pos parkir motor.
Kemudian di pos kedua, kita akan didaftar ulang oleh petugas. Oh iya, sebelum ke Pantai Tiga Warna, kita harus melakukan reservasi terlebih dahulu, karena wisatawan yang masuk ke kawasan ini dibatasi untuk menjaga kebersihan dan kelestariannya. Di Pos 2 ini kita akan dikenai biaya masuk senilai Rp 10,000 per orang dan biaya guide senilai Rp 100,000 per guide untuk maksimal 10 orang per guide. Di pos kedua ini juga, petugas akan melakukan pengecekan menggunakan sebuah form untuk mencatat barang-barang yang berpotensi menimbulkan sampah. Setiap barang akan dicatat, mulai dari air mineral, jajanan, kresek untuk baju ganti, tisu sampai pembalut. Jika nanti kembali dari pantai dan ada barang ataupun sisa barang yang kurang, maka wisatawan harus kembali menyusuri pantai untuk mengambil kembali sampahnya. Jika tidak ditemukan, maka wisatawan akan dikenai denda Rp 100,000.

Setelah lewat Pos 2 kita akan melewati area mangrove dan Pantai Clungup. Di area mangrove ini, kita akan melihat lucunya kepiting khas mangrove yang bercapit satu dengan warna orange atau pink. Kepiting ini mirip dengan kepiting yang aku temui di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya yang pernah saya ceritakan di sini.
Wisata Tipis Pinggi Surabaya : Mangrove, Kebun Bambu dan Taman Bunga


Di Pos 3, sebelum masuk Pantai Gatra, kita akan bertemu dengan guide yang akan menemani kita ke menuju kawasan Pantai Tiga Warna. Sebenarnya ada dua pilihan rute/track. Full track, dengan durasi kurang lebih 1,5 jam melihat lebih dari 3 pantai di kawasan ini atau by pass track langsung menuju ke Pantai Tiga Warna. Karena sudah cukup siang dan pingin nyebur, kami pun memilih by pass track langsung menuju Pantai Tiga Warna.

Meskipun sudah diberi peraturan sedemikian rupa dan dijaga sedemikian rupa, ternyata masih ada sampah di Pantai Tiga Warna ini. Ketika snorkeling¸saya melihat sampah di dasar pantai bahkan ketika menepi, aku sempat membawa beberapa sampah yang mengapung ke daratan. Ketika tanya ke guide, mau ditaruh mana sampah yang aku bawa. Jawabnya malah menaruh di deket pohon situ yang juga sedikit bersampah. Oh oke baiklah, masih belum benar-benar bebas sampah ternyata.
Tiga Warnanya Mana?
Sebelum ke Pantai Tiga Warna, jangan berekspektasi berlebihan apalagi jika melihat beberapa foto di review atau artikel yang menampilkan Pantai Tiga Warna dengan warna sedikit pink. Tapi, dengan perjalanan penuh perjuangan selama 40 menit demi sebuah pantai yang cukup bening tersebut masih worth it lah ya.

Tiga warna dalam di pantai tersebut memang sebenarnya biasa saja bagi mereka-mereka yang pernah ke pantai-pantai yang masih bersih terutama di luar Jawa. Di Gili Labak pun aku juga menemukan pantai dengan kondisi tiga warna seperti ini. Tiga warna itu meliputi warna tepi pantai yang berdasar pasir yang warna terlihat hijau, kemudian semakin masuk ke area terumbu karang yang dangkal yang mulai berwarna biru, dan terakhir area yang semakin dalam yang berwarna biru tua.
Dengan kondisi air yang masih jernih, pantai ini masih cocok untuk snorkeling. Meskipun memang tidak sebagus di pantai lain di luar Jawa. Tapi setidaknya, lumayan lah buat cuci mata melihat ikan warna-warni, dengan tidak merogoh kocek terlalu dalam seperti ketika ke luar Jawa. Oh iya, untuk snorkeling, wisatawan diwajibkan menggunakan pelampung, karena sebenarnya pantai ini masuk di kawasan pantai selatan dengan ombak yang cukup lumayan. Alat snorkeling berupa pelampung, masker dan snorkel disewakan di sini seharga Rp 20,000. Kalau ingin lebih higienis tentu saja bawa sendiri ya. Di sini, guide juga tidak terlalu membimbing untuk snorkeling, berbeda dengan guide yang aku temui di Gili Labak, Karimun Jawa ataupun Gili Trawangan dulu. Mereka hanya melihat dari kejauhan dan bilang kalau butuh pertolongan lambaikan tangan saja. Karena dalam serombongan kemarin hanya aku yang kepingin banget nyebur, alhasil aku pun snorkeling sendirian.
Pantai Tiga Warna yang masih baru ini, harapannya bisa menjadi daya tarik wisatawan ke Kabupaten Malang. Namun tentu saja masih perlu dilakukan perbaikan di sana-sini. Masalah perjalanan menuju pantai yang cukup jauh dari tempat parkir menurutku tidak masalah, karena dengan itu yang benar-benar datang ke pantai ini nantinya adalah wisatawan yang benar-benar mengerti artinya perjuangan dan keindahan, bukan hanya sekedar yang datang, foto, nyampah dan pulang. Guide dan fasilitas lain juga perlu dilakukan berbagai perbaikan, termasuk fasilitas mushola yang sulit ditemukan di kawasan ini.
Ngomong-ngomong, buat bahan referensi juga ketika ingin berkunjung ke Pantai Tiga Warna, temanku mempunyai pengalaman yang kurang mengenakkan di Pantai Tiga Warna ini, yang ditulisnya di blog pribadinya.
Cekidot di sini :
Lika-Liku di Pantai Tiga Warna
Dan terakhir, selamat liburan! Jangan lupa bahagia
Leave a Reply