Review Film Posesif. Haruskah Bertahan di Hubungan yang Menyakitkan?

 Setelah lama banget ga review film, akhirnya nemu juga film yang menarik buat dijadikan bahan di blog. Film produksi Palari Films ini judulnya POSESIF. Sebagai pemanasan, coba lihat dulu official poster dan trailer-nya ya.

Posesif 3.jpg

Film ini menceritakan tentang Lala, seorang siswa SMA atlet loncat indah yang berpacaran dengan Yudhis, siswa baru di sekolahnya. Tokoh Lala diperankan oleh Putri Marino, yang sekilas mirip dengan Nikita Willy, tapi dalam versi yang lebih terlihat tangguh. Yudhis sendiri diperankan oleh Adipati Dolken, yang kelihatan ganteng banget dengan potongan pendek ala anak SMA.


Seperti tertulis di posternya “Ini cinta pertama Lala, Yudhis ingin selamanya”, Yudhis menjadi angin segar bagi Lala yang selama ini terus berkutat dengan latihan dan kegiatannya sebagai atlet loncat indah. Apalagi pelatih Lala adalah Ayah Lala sendiri yang dengan keras mendidik dan melatih Lala. Meskipun di sisi lain, Ayah Lala sebenarnya sangat sayang dengan Lala. Loncat indah adalah olahraga kebanggaan keluarga Lala, yang oleh almarhum Ibu Lala disebut dengan Keluarga Pinguin. Yudhis ditampilkan sebagai sosok yang cukup tajir. Temannya masih banyak yang pakai motor, dia sudah pakai mobil, ga sekedar yangg low cost green car donk, udah tipe MAV keluaran terbaru.

Proses PDKT Lala dan Yudhis digambarkan dengan cukup singkat, mulai dari kenalan di sekolah, jalan bareng ke tempat baru, upload foto tangan bareng, stalking di Instagram, sampai tiba-tiba sudah jadian aja. Awal hubungan Lala – Yudhis pun digambarkan manis seperti awal hubungan pada umumnya. Manisnya Yudhis ke Lala sampai buat banyak cewek yang nonton di bioskop pada ngomong “Cieeeee…. cieeeeee”. Yudhis bisa membuat hidup Lala yang semula hanya penuh dengan rutinitas sekolah dan latihan, menjadi hidup yang lebih berwarna.

Sifat asli Yudhis pun mulai muncul, mulai insecure, mulai posesif, ga suka Lala keluar dengan cowok, meskipun itu sahabatnya sendiri. Selesai keluar dengan sahabatnya, Lala mendapat notifikasi missed call puluhan kali dari Yudhis. Yudhis ga secara langsung melarang atau bilang ga boleh, tapi Yudhis mulai bersikap kasar ke Lala, bahkan membahayakan sahabat Lala. Setiap selesai marah dan kasar ke Lala, Yudhis akan merengek-rengek minta maaf seperti anak kecil. Di sisi lain, Lala mulai bermasalah dengan ayahnya dan juga kegiatan latihan loncat indahnya.

Film Posesif ini menggambarkan sisi lain sebuah hubungan, tidak hanya hubungan di masa remaja. Sikapnya kasar sih, tapi gimana donk, udah terlanjur sayang banget. Kadang kalau udah jatuh cinta, semua pokoknya bisa diterima deh. Di sisi lain, malah kita melupakan atau melawan orang tua sendiri. Padahal orang tua sudah memberikan yang terbaik buat kita.

Buat aku, hubungan Lala – Yudhis bukan relationship goal banget, meskipun memang ada manis-manisnya. Yudhis sendiri terlalu egois, termasuk dengan keinginannya untuk kuliah bareng di kota Bandung, padahal Lala sebagai anak tunggal yang ditinggal Ibunya, ingin tetap di Jakarta menjaga ayahnya. Mungkin masih SMA kali ya, masih belum bisa panjang pikirannya.

Lagu yang jadi soundtrack­-nya juga kece-kece banget. Yang paling kece sih pas Lala – Yudhis di mobil nyanyi lagu Dan-nya Sheila on 7. Yang bikin mak tratap lagi pas hampir ending trus mulai keluar intronya lagu Sampai Jadi Debu-nya Banda Neira (yang sudah bubar, dan di credit sudah jadi Sampai Jadi Debu – Rara Sekar & Ananda Badudu). Mak cess pokoknya. Kok ending-nya pake lagu itu ya? Apakah Lala dan Yudhis bersama selamanya sampai jadi debu, di liang yang bersebelahan? Nonton sendiri aja deh mumpung masih di bioskop. Soundtrack kece dari film POSESIF ini bahkan sudah ada yang bikin playlist-nya di Spotify. Coba aja search playlist “POSESIF” yang dibuat sama faizalreza. Zaman now memang serba asik ya, film baru keluar aja, playlist soundtrack udah ada. Keren.

Eh btw, film POSESIF ini juga mengeluarkan kuis lho buat menghitung seberapa besar tingkat keposesifan kita dalam sebuah hubungan. Coba aja deh di Posesif Meter

Ini hasilku : 10%. Cuek cuek santai, tapi bisa jadi bikin pacar cari yang lain kalau terlalu cuek. Pantesan ya, ditinggal mulu.

Posesif Meter.jpg

Ini hubungan sama siapa Nes? RAHASIA!

Advertisement

7 responses to “Review Film Posesif. Haruskah Bertahan di Hubungan yang Menyakitkan?”

  1. […] Eeeaaalahhh, bilang aja males Nes! Tapi lumayan, salah satu tulisanku tentang film Indonesia di Review Film Posesif, bisa sampai 1400 views. Mungkin karena di-RT sama film maker-nya, jadi banyak yang […]

  2. AKu gak sempat nonton film ini.. padahal udah masuk list!

    1. Tunggu di HOOQ, MOX atau VIU deh Mas Aji. Hahaha

    2. DI IFLIX UDAH ADA KOK

  3. Rani Darmasari Avatar
    Rani Darmasari

    nonton film ini di viu, kebawa suasana. sekalian nostalgia…

    1. Filmnya emang manis-manis di awal sih

      1. Rani Darmasari Avatar
        Rani Darmasari

        dan sedih diakhir, 😦

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: