Sebagai penggemar film Indonesia, sebenarnya lebih sering pakai aplikasi HOOQ dibandingkan aplikasi VIU. Image-ku tentang VIU itu drama Korea banget, padahal aku ga terlalu suka drama Korea. Gara-gara di akun salah satu penulis yang aku follow koar-koar tentang serial Indonesia yang akan segera bisa dinikmati di VIU, aku pun tertarik buat mampir liat ke VIU. Judulnya serialnya itu The Publicist, salah satu bintangnya Adipati Dolken (lagi). Eh ternyata VIU sebelumnya sudah meluncurkan serial drama Indonesia yang lain, judulnya SWITCH. Aku lihat episode pertama, menarik nih kayaknya, dan keterusan nonton sampai ke episode lanjutannya.
Episode baru serial SWITCH ini akan keluar setiap hari Kamis. Saat postingan blog ini ditulis, SWITCH udah masuk ke episode 12, dan Kamis nanti sudah masuk ke episode 13, episode terakhir. Durasi setiap episode berkisar antara 25 menit. Sebelum lanjut, lihat dulu trailernya sekilas ya.
Seperti di judul, SWITCH ini menceritakan tentang dua sahabat yang jiwanya tertukar. Kedua sahabat itu adalah Emma (diperankan oleh Karina Salim) dan Febby (diperankan oleh Tatyana Akman). Kedua sahabat ini bekerja di Cinespace, sebuah bioskop alternatif yang banyak menayangkan film-film Indonesia. Kalau ada banyak bioskop kaya gini di Surabaya pasti aku seneng banget nih.
Nah, si Emma ini suka banget sama film, bahkan berencana ambil beasiswa film ke Korea. Emma yang berjilbab ini digambarkan sebagai sosok yang rajin ibadah, introvert, ga terlalu suka share dan tampil di media sosial, kritis terhadap kondisi politik, suka kopi, judes dan agak ketus. Dan aku merasa Emma ini aku banget. Mungkin yang bagian social media ini aku yang malah agak mulai meniru Emma, mengurangi semua-semua di-posting. Kesamaan karakter aku sama Emma ini yang mungkin buat aku seneng nonton serial ini.
Berbeda dengan Emma, Febby digambarkan sebagai sosok yang periang, supel, ramah, fashionable dan digemari banyak lelaki. Febby yang gila medsos memang cocok sebagai public relation di bioskop alternatif tersebut. Sedikit-sedikit instastory J. Buat Febby, followers itu penting banget. Hal ini juga yang membuatnya bertengkar dengan Richard.
Eh, siapa Richard?. Richard yang diperankan oleh Morgan Oey, barista di kedai kopi tetangga bioskopnya Emma dan Febby. Singkat di awal cerita, jiwa Emma dan Febby tertukar. Emma terjebak di tubuh Febby, dan sebaliknya. Febby yang berada di tubuh Emma harus menghadapi Dzikri, dosen perfilman yang setiap hari datang ke Cinespace karena naksir Emma. Sedangkan Emma harus mencoba menjadi Febby yang pintar bersosialisasi. Selanjutnya gimana? Nonton aja sendiri.
Mengambil lokasi shooting di kawasan Serpong, Tangerang, kita akan diajak menikmati beberapa bagian dari Scientia Square Park. Termasuk juga beberapa area sekitarnya yaitu Cinespace, dan juga kedai kopi Tanamera yang menjadi langganan Emma dan Febby, juga tempat Richard bekerja sebagai barista. Kayaknya asik ya, tempat kerja dekat sama kedai kopi gitu.
Karena bentuk serial, buat aku ceritanya gampang ditebak sih. Tapi sebagai hiburan ringan, serial SWITCH ini lumayan lah. Selain pertukaran jiwa, beberapa insight tentang pilihan untuk tidak bermedia sosial, pentingnya mengerti dalam hubungan sepertinya juga bisa jadi bahan renungan yang cocok buat generasi millenial galau seperti aku. Jangan lupa sering ke kedai kopi siapa tahu bisa ketemu barista yang nyiapin kopi dan sarapan tiap hari.
Kalau mau melepas penat, sekedar nonton SWITCH bisa bikin lumayan ringan kok otaknya. Soundtrack-nya juga apik, Dari Mata punyanya Jaz.
Leave a Reply